Minggu, 08 Mei 2011

PROSES PENGERJAAN BENDA KERJA
II.1. Teori dasar.
II.1.1. Proses permesinan.
            Proses permesinan adalah merupakan salah satu dari beberapa metode umum yang digunakan untuk menghasilkan bentuk ukuran akhir suatu produk perkomponen.
Proses permesinan diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Menggergaji ( sawing )
2)      Menyekrap ( shaping )
3)      Membubut ( turning )
4)      Mengefrais ( miling )
5)      Menggurdi ( boring )
6)      Menggerinda ( grinding )
Sedangkan variabel – variabel proses ini adalah :
1)      Material pahat dan bentuk geometriknya
2)      Material benda kerja
3)      Parameter / kondisi proses pemotongan
4)      Larutan pendingin
5)      Karateristik dari mesin perkakas seperti stiffness dan damping
Setelah itu parameter – parameter yang dihitung maupun ditentukan pada proses permesinan ini adalah kondisi pemotongan ( CUTTING CONDITION ) yang meliputi :
1.      Kecepatan potong ( V ) didefinisikan sebagai kecepatan linier maksimum antara pahat dan benda kerja, dimana kecepatan potong dipengaruhi oleh diameter benda kerja dan putaran sehingga dapat dirumuskan :
 V = π . D . n / 1000       ( m/menit )
2.      Gerak makan  ( f ) dan kecepatan makan ( vf ) didefinisikan sebagai gerak lateral pahat relatif terhadap benda kerja pada waktu proses permesinan berlangsung. Proses bubut, gerak makan adalah pergerakan pahat persatuan putaran benda kerja dan satuan ukur dalam ( mm/putaran ) dan dirumuskan sebagai berikut :
             vf  = f . n . z    ( mm/menit )
3.      Kedalaman ( a ) adalah lebar geram yang dibuang pada operasi pemotongan kasar dan halus diperkecil dari pemotongan kasar dirumuskan berikut ini :
 a = Do – D1 / 2   ( mm )
4.      Waktu pemotongan ( t ) adalah waktu yang diperlukan untuk memotong benda kerja dan merupakan fungsi dari ukuran benda kerja, a, f, dan V dirumuskan :
tm = np ( L – ΔL ) / vf           ( menit )
Dimana :
np                     = lintasan pemotongan
np bubut              = ( Do – D1 /2.a )
np frais               = ΔH/α. + W/α . D
L                      = panjang benda kerja
ΔL                   = jarak tambah untuk pembebasan pahat dengan  benda kerja
 α                     = faktor overlap pahat ( 0,00 ÷ 1 )
ΔH                   = tebal bahan yang akan difrais
II.1.2. Waktu Produksi
            Adapun rumus yang akan digunakan pada perhitungan waktu proses permesinan ini adalah :
            Tpr = Tm + Th + Tt . ( Tm / T )
Dimana :
Tm = waktu pemotongan
Th = waktu pemindahan bahan
Tt = waktu penggantian pahat
( Tm / T ) = jumlah komponen yang dapat dihasilkan sebelum umur pahat habis
T = umur pahat
Tpr = waktu produksi
II.1.3 Ongkos Produksi produk
            Dalam penentuan ongkos produksi per produk dapat dipakai rumusan sebagai berikut:
            Cpr       = Cs / Nb + Cm / Nb + Cr + Co + Cb
            Cpr       = Ongkos produksi perkomponen
            Cs        = Ongkos seting untuk jumlah komponen
            Cm       = Ongkos mesin, operator, NC programmer overhead pabrik.
            Cr         = Ongkos mata pahat
            Cb        = Ongkos material produksi
            Co        = Ongkos operasi
            Nb        = jumlah komponen yang akan dibuat
II. 2. Contoh perhitungan
II.2.1 Proses pembubutan 1
            Diameter  benda kerja ( D0 ) = 135  mm, akan dijadikan ( D1 ) = 133,35 mm dan panjang benda kerja ( L0 ) = 90 mm, akan di bubut sepanjang ( L1 ) = 2,5 mm. maka
            - kedalaman pemotonganya ( a1 ) :
              a1 = ( 135 – 133,35 ) / 2 = 0,0825 mm
            - waktu pemotongan ( tml  ) :
Bahan benda kerja baja karbon rendah dengan V = 30 m/menit
- jenis bahan pahat baja carbide dengan V = 130 mm/menit
dimana :  L1 = 1 mm dan ΔL = 2 mm
n = ( 130 . 1000 ) / ( π .135 ) = 306,5 rpm ( diambil 300 rpm )
-    kecepatan makan ( vf )
dimana f = 1 mm/putaran dan Z = 1
Maka :
vf = 1 . 300 . 1 = 300 mm/menit
- waktu pemotongan ( tm ) :
tm = np . ( L1 – ΔL ) / vf = 1 ( 25,4 + 2 ) / 300 = 0,092 menit
II.2.2 Proses pembubutan 2
            Diameter 1 ( D1 ) = 133,35 mm, akan dijadikan diameter ( D2 ) = 69,85 mm sepanjang   L2  = 6,35 mm, sehingga :
            - kedalaman pemotongan ( a2 ) :
            a2 = ( D1 + D2 ) / 2 = ( 133,35 – 69,85 ) / 2 = 31,75 mm
            - waktu pemotongan ( tm2 ) :
            dimana : np= 13 x lintasan pahat ( setiap pemakanan sedalam 2,5 mm )
            Maka :
            tm2 = np . ( L2 – ΔL ) / vf  = 13 . ( 6,35 + 2 ) / 300 = 0,36 menit
II.2.3. Proses Pembubutan
            Diameter 1 ( D1 ) =133,35 mm, akan dijadikan diameter ( D2 ) = 69,85 sepanjang L3 = 57, 86 mm, sehingga :
- Kedalaman pemotongan ( a3 ) : adalah sama dengan a2
- Waktu pemotongan ( tm3 ) :
dimana : np = 13 x lintasan pahat.
Maka :
tm3 = np ( L3 – ΔL ) / vf  = 13 ( 57,86 + 2 ) / 300 = 2,6 menit
II.2.4. Pembubutan Radius
            Dalam pembubutan rasius ini kedalaman pemotongan dilakukan  2 kali pemakan sehingga :
- Waktu pemotongan ( tm4)
   Dimana :   L4   = 6,35 mm
Maka
            tm4 = np . ( L4 – ΔL ) / vf = 2. ( 6,35 + 2 ) / 300 = 0,056 menit
II.2.5. Pembubutan Cela ( grooving )
            Pembubutan celah untuk pembebasan pahat sewaktu membuat ulir agar tidak terjadi tabrakan. Dengan ukuran a5 = 0,25” / 6,35 mm dan  L5  = 0,25” atau 6,35 mm.
- waktu pemotongan ( tm5 )
   Dimana :  np   = diambil 5 x pemakanan
                    vf     = 150 mm/menit
                    ΔL = 2 mm
maka :
tm5 = np. ( L5 – ΔL ) / vf = 5 . ( 6,35 + 2 ) / 150 = 0,278 menit
II.2.6 Pembuatan Ulir 2,750.4UNF.2A
            Diameter 2 ( D2 ) = 69,85 mm, panjang ulir yang akan dibuat ( L6 ) = 54,86 mm dan tinggi ulir yang akan dibuat ( a6 ) = 3,75 mm, dimana kecepatan makan untuk pembuatan ulir adalah :
            Dimana:  f = 0,5 mm/putaran
                           n = 70 rpm
                           Z = 1
Maka :
vf = f . n . Z = 0,5 . 70 . 1 = 35 mm/menit
Sehingga:
-     waktu pemotongan ( tm6 ) dengan  np  = 8 x lintasan pahat
tm6 = np . ( L6 - ΔL ) / vf = 8 . ( 54,86 + 2 ) / 35 = 12,997 menit
II.2.7. Pembuatan lubang dengan senter drill
            Pembuatan lubang dengan senter drill bertujuan untuk membuat lubang yang lebih besar dan dalam sehingga membutuhkan waktu, maka waktu proses senter drill:
            Dimana :  np = 1 ( menusuknya senter drill ke benda kerja )
                            L7 = 6 mm dan ΔL = 2 mm dan vf = 300 mm / putaran.
            Maka
tm7 = np . ( L7 - ΔL ) / vf = 1 . ( 6 + 2 ) / 300 = 0,027 menit
II.2.8. Proses pengeboran tingkat pertama
            Panjang yang akan di bor ( L0 ) = 83,26 mm  dan ΔL = 2 mm serta  np  = 1, bahan bor baja HSS dengan  V = 30 m/menit sedangkan diameter bor 10 mm, maka didapat putarannya ( n ) = 954,9 rpm diambil 1000 rpm, f = 1 mm/putaran dan Z = 1 sehingga :
            vf  = 1 . 100 . 1  = 1000 mm/menit.
            - waktu pemotongan ( tm8 ) :
tm8 = np . ( L0 - ΔL ) / vf = 1 . ( 83,26 + 2 ) / 1000 = 0,085 menit
II.2.9. Proses pengeboran tiga tingkat kedua
            Panjang yang akan dibor ( L0 ) = 83,26 mm dan ΔL = 2 mm serta  np  = 1, Bahan bor baja HSS dengan V = 30 m/menit sedangkan diameter bor 20 mm, maka didapat putarannya ( n ) = 477,46 rpm diambil 500 rpm, f = 1 mm/ putaran dan Z = 1 sehingga :
            vf = 1 . 500 . 1 = 500 mm/menit
            - waktu pemotongan ( tm9 ) :
tm9 = np . ( L0 - ΔL ) / vf = 1 . ( 83,26 + 2 ) / 500 = 0,17 menit
II.2.10. Proses pengeboran tingkat ketiga
            Panjang yang akan dibor ( L0 ) = 83,26 mm dan ΔL = 2 mm serta np = 1, bahan bor baja HSS dengan V = 30 m/menit sedangkan diameter bor 40 mm, maka didapat putarannya ( n ) = 238,7 rpm diambil 300 rpm , f = 1 mm/putaran dan Z = 1 sehingga :
              Vf = 1 . 300 . 1 = 300 mm/menit.
            - waktu pemotongan ( tm10 ) :
            tm10 = np . ( L0 - ΔL ) / vf = 1 . ( 83,26 + 2 ) / 300 = 0,284 menit
II.2.11. Proses pembubutan diameter dalam
            Lubang yang akan dibubut adalah 41,275 mm, sedangkan diameter yang sudah ada berdiameter 40 mm,sehingga :
-    kedalaman pemotongan :
a11 = ( 41,275 – 40 ) / 2 = 0,6375 mm
-    Putaran spindelnya diambil n = 150 rpm, hal ini  disebabkan untuk pembubutan dalam, dimana : np = 1 x lintasan pahat dan f = 0,2 mm/putaran Maka :
vf = 0,2 . 150 . 1 = 30 mm / menit
-    Waktu pemotonganya :
            tm11 = np . ( L0 - ΔL ) / vf = 1 . ( 83,26 + 2 ) / 30 = 2,842 menit

II.2.12. Proses pembuatan 4 lubang bertingkat dengan mesin frais
            Dalam pembuatan lubang ini dilakukan secara bertingkat dengan diameter yang pertama 8 mm sedalam 19,05 mm dan kedua 10,31 mm sedalam 9,525 mm pada lubang 4 lubang ini ukuran sebenarnya adalah 0,406 Thru 4.holes.EO.AP. Dimana putaran yang dipakai adalah n = 150 rpm pada posisi pahat vertikal sehingga waktu pemotongan dipakai rumus :
            tm12 = np . ( Ln – ΔL ) / vf
Dimana : vf = 150 mm/menit, f = 1 mm/putaran  dan np = 1 x  lintasan pahat.
Maka :
            tm12 = np . ( L1 - ΔL ) / vf = 1 . ( 19,05 + 2 ) / 150 = 0,14 menit dan                tm13 = np . ( L2 - ΔL ) / vf = 1 . ( 9,525 + 2 ) / 150 = 0,077 menit
II.3. Waktu Produksi per Komponen
            Penjualan hasil dari perhitungan waktu per proses permesinan adalah waktu produksi per komponen adalah :
tm-total = tm1 + tm2 + tm3 + tm4 + tm5 + tm6 + tm7 + tm8 + tm10 + tm11 + tm12 + tm13
= 0,092 + 0,36 + 2,6 + 0,056 + 0,278 + 2,997 + 0,027 + 0,085 + 0,17 + 0,284        +  2,842 + 0,14 + 0,077 menit = 20,008 menit (dibulatkan 20 menit)
II.3.Waktu penyiapan peralatan
            Dalam penyiapan peralatan dibutuhkan beberapa jenis waktu yang dibutuhkan antara lain :
            - Waktu pemindahan panda kerja ( Th ) = 3 menit
            - Waktu pergantian pahat ( Tt ) = 5 menit
            - Umur pahat ( T ) = 180 menit ( diasumsikan )
            - Waktu produksi per komponen ( Tm ) = 25 menit
            dimana waktu produksi per komponen (  Tpr  ) adalah :
                              ( Tpr ) = ( Tm ) + ( Th ) + ( Tt ) . ( Tm/T )
            Maka :
                      ( Tpr ) = 20 + 3 + 5 . ( 20/180 ) = 23,56 menit
            Jadi dalam proses pembubutan benda kerja menjadi komponen peralatan dibutuhkan waktu sebesar 23,56 menit.
III.ONGKOS TOTAL PER PRODUK
1)      Ongkos material per produk ( Cb ) = Rp 10.000,-
2)      Ongkos seting per produk ( Cs ) = Rp 150.000,- / 60 buah = Rp. 2.500,-
3)      Ongkos mesin, operator, CNC programmer, overhead pabrik per produk ( Cs ) = Rp. 150.000,- / 60 buah = Rp. 2.500,-
4)      Ongkos mata pahat per produk ( diganti setiap 15x produksi ) ( Cr ) = Rp. 1.000,-
5)      Ongkos proses permesinan per produk ( Co ), dimana pada ongkos ini  adalah :   tpr  x  ( ongkos sewa tempat, ongkos langsung, ongkos tidak langsung, ongkos tetap ) = 23,56 x Rp. 750,- = Rp. 17.670,-



IV.KESIMPULAN
            Jadi ongkos total produksi per komponen / produk adalah :
                      Cpr = Cs / Nb + Cm / Nb + Cr + Co + Cb
            Cpr = Rp. 2.500,- + Rp. 2.500,- + Rp. 1.000,- + Rp. 17.670,- + Rp, 10.000,-
                   = Rp. 33.670,- ( dibulatkan Rp. 34.000,- ) / komponen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar